https://purbalingga.times.co.id/
Berita

RT 1 RW 8 Sembungharjo, Kampung yang Tak Berhenti Berkreasi Saat Pandemi

Senin, 21 September 2020 - 18:47
RT 1 RW 8 Sembungharjo, Kampung yang Tak Berhenti Berkreasi Saat Pandemi Mural di dinding-dinding rumah warga, Sucipto (kreator) berfoto di depan mural karyanya. (FOTO: Mushonifin/TIMES Indonesia)

TIMES PURBALINGGA, SEMARANG – Di masa pandemi yang membatasi aktivitas warga, masih ada sebagian orang yang berusaha mengekspresikan kreativitasnya dalam berbagai bentuk. Salah satunya yang dilakukan oleh warga RT 1 RW 8 Sembungharjo Kecamatan Genuk Kota Semarang.

Warga di daerah tersebut berinisiatif membuat mural (menggambar di tembok) dengan berbagai tema. Yatman, ketua RT 1 RW 8 Kelurahan Sembungharjo Kecamatan Genuk mengatakan bahwa pihaknya memang sudah melakukan berbagai upaya agar warganya tetap berkreasi demi keguyuban dan kerukunan warga.

Salah satu program yang bisa dianggap sukses adalah pembuatan Bank Sampah yang dalam pengumpulan dan penjualannya mampu membuat surplus kas RT.

Kampung Sembungharjo a

“Kami sebagai ketua RT sejak 2018 sudah banyak menjalankan kegiatan-kegiatan salah satunya pembuatan Bank sampah yang kami beri nama Bank Sampah Sedulur dengan slogan dari sampah menjadi rupiah. Tiap warga kami kasih dua karung untuk mengumpulkan sampah da dilakukan pemilahan. Kami bekerjasama dengan tukang rongsok untuk menjual sampah-sampah ini,” ujarnya pada Senin (21/9/2020).

Selain bank sampah, RT 1 RW 8 Kelurahan Sembungharjo Kecamatan Genuk ini juga rutin membuka infaq mingguan untuk pembangunan masjid, sehingga pembangunan tempat ibadah ini tidak tergantung pada bantuan pihak lain termasuk pemerintah. Namun karena merebaknya pandemic Covid-19, program infaq ini dialihkan untuk program Jogo Tonggo.

Bahkan program Jogo Tonggo ini mendapat apresiasi tinggi dari Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi. Selain itu, dalam program “Kampung Siaga Hebat”, RT 1 RW 8 ini mendapat predikat terbaik dari Pemerintah Kota Semarang.

“Kami juga menjalankan program infaq mingguan utuk pembangunan masjid di kompleks ini. Namun selama Covid-19 program infaq ini kami alihkan untuk program Jogo Tonggo, karena pembangunan masjidpun sudah mencapai 80% dan sudah nyaman untuk digunakan,” bebernya.

“Dalam  program Jogo Tonggo ini kami membuat sebuah posko cukup besar dengan disediakan ruang isolasi serta pos bantuan. Selama Covid-19 ini kami sudah mendistribusikan bantuan sebanyak tujuh kali,” jelasnya.

Sementara itu, Tri Sumaryah, ketua PKK RW 8 Kelurahan Sembungharjo Kecamatan Genuk membeberkan prestasi-presatasi yang pernah di raih oleh warganya baik di tingkat kecamatan Genuk maupun Kota Semarang, antara lain; pos kamling terbaik, lomba kuliner, dan lain sebagainya

“Terimakasih kepada para pengurus RT dan RW yang masih muda-muda dan masih bergairah membangun RW ini. Kebetulan kita sering mengikuti lomba, baik mewakili kelurahan ata mewakili kelurahan. Yang terbaru adalah Posko Jogo Tonggo yang menjadi juara. Selain itu kami juga pernah menyabet gelar juara pos kamling terbaik,” ungkap Tri.

Kampung Sembungharjo b

“Lalu yang ibu-ibu juga pernah menyabet juara lomba jajanan khas Kota Semarang di tingkat Kecamatan dan juara favorit di tingkat Kota. Dan saya juga pernah mengikuti lomba Wajantik (Wanita Mencari Jentik),” jelasnya.

Tri menjelaskan bahwa adanya gagasan pembuatan mural pada awalnya untuk menyemarakkan HUT RI pada bulan Agusus lalu.

“Terkait dengan mural itu awalnya seperti biasa ketika kita menyambut HUT RI, kami berbenah untuk mengecat jalan. Nah karena saat pengecatan jalan ada sisa anggaran, kami alihkan untuk pembuatan mural dengan berbagai tema,” katanya.

Sucipto, selaku kreator mural dinding, mengatakan pada dasarnya mural itu dibuat karena dirinya melihat banyaknya dinding kosong yang gersang dan tak menampakkan keindahan. Dirinya tergugah untuk membuat sesuatu agar dinding-dinding di sekitar RTnya tak lagi gersang.

“Saya melihat banyak dinding-dinding kosong dan ada pula dinding yang belum dicat serta ada pula yang lapuk. Ide dan gagasan dari mural ini berasal dari warga, seperti dinding di depan rumah Pak Dhe Pomo yang bergambar wayang, ya itu karena aspirasi dari Pak Dhe Pomo yang senang dengan wayang,” ujar pira yang juga menjadi Pembina Karangtaruna Kelurahan Karangsembung itu.

“Lalu ada motif batik pesisir karena beberapa warga di sini memiliki usaha UMKM di bidang batik. Lalu ada gambar kucing karena di kampung sini banyak sekali kucing, lalu kita gambar mural itu dengan modifikasi tanaman dan kucing,” kata alumni seni rupa UNNES itu.

Tak lupa Sucipto juga membuat mural bertema semangat bekerja untuk menyemangati salah seorang warganya yang memang rajin bekerja.

“Lalu ada mural yang bertema semangat bekerja karena warga yang bersangkutan semangat bekerja. Motif muralnya sendiri bergambar matahari, mandala, dan lain-lain,” ungkapnya.

“Lalu ada mural bertema kritik media sosial dengan gambar gurita yang mencengkram IG, FB, Twitter, Tiktok, dan lain-lain,” imbuh kreator mural dinding di  RT 1 RW 8 Sembungharjo ini. (*)

Pewarta : Muhammad Husni Mushonifin
Editor : Faizal R Arief
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Purbalingga just now

Welcome to TIMES Purbalingga

TIMES Purbalingga is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.