TIMES PURBALINGGA, JAKARTA – Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Choirul Anam memastikan semua pemain Arema FC dan Persebaya Surabaya, tidak terluka saat tragedi Stadion Kanjuruhan terjadi.
Choirul Anam mengatakan telah melakukan konfirmasi kepada para pemain. Ia mengatakan tidak benar jika ada yang suporter turun ke lapangan untuk melakukan kekerasan. Pemukulan pemain juga tidak bisa dibenarkan.
Komnas HAM juga telah melakukan konfirmasi kepada para perwakilan suporter Arema FC dan Persebaya Surabaya. Hasilnya mereka juga membantah hendak melakukan kekerasan saat turun ke lapangan.
Bahkan kata Choirul Anam, para suporter Arema FC turun ke lapangan tujuannya untuk memberikan semangat kepada para pemain. Apalagi pada waktu kejadiannya Arema FC sebagai tuan rumah ternyata kalah 2-3. Hal itulah yang membuat suporter ingin memberikan semangat secara langsung kepada pemain.
"Tidak ada pemain yang luka, jadi kalau ada informasi yang bilang bahwa suporter kesana (turun ke lapangan) mau nyerang pemain itu, pemainnya bilang bahwa itu tidak seperti itu, dan suporternya juga bilang bahwa tidak seperti itu," kata Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam, Rabu (5/10/2022).
Kepala kepolisian republik Indonesia (Kapolri), Jenderal Listyo Sigit Prabowo saat menggelar konferensi pers (foto: Dokumen/TIMES Indonesia)
Sebagai informasi, sebelumnya Komnas HAM juga menyampaikan bahwa pihaknya telah menerjunkan tim investigasi ke lokasi kejadian di Malang. Mereka bertugas untuk mengumpulkan barang bukti terjadi dugaan ada pelanggaran kemanusiaan di tragedi Kanjuruhan Malang.
Dia menegaskan, para tim investigasi Komnas HAM itu sangat penting mengingat korban yang meninggal sebanyak 131 jiwa, serta korban luka-luka sekitar 400 lebih korban. Choirul Anam mengatakan hal itu perlu dilakukan investigasi secara mendalam.
"Jadi, dinamika ini jadi penting. Kami sedang menelusuri secara mendalam karena ada counstring waktu sekian menit itu di lapangan itu sebenarnya cukup terkendali," kata Anam.
Kemudian, Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri), Jendral Listyo Sigit Prabowo juga telah mengumumkan 6 orang tersangka utama dalam tragedi Kanjuruhan Malang. Enam orang tersebut dinilai sebagai penyebab utama kelalaian selama proses pertandingan di dalam stadion.
Menurut Kapolri, keputusan untuk menetapkan tersangka itu didasarkan pada hasil gelar perkara dan alat bukti permulaan yang dikumpulkan tim investigasi. Enam orang tersebut ternyata kurang teliti bahkan diduga sengaja membiarkan stadion yang tidak layak pakai digunakan untuk pertandingan.
"Berdasarkan gelar dan alat bukti permulaan yang cukup maka ditetapkan saat ini 6 tersangka," kata Kapolri Sigit dalam jumpa pers di Malang, Jawa Timur, Kamis (6/10/2022),
Kepala kepolisian republik Indonesia (Kapolri), Jenderal Listyo Sigit Prabowo saat menggelar konferensi pers (foto: Dokumen/TIMES Indonesia)
Kapolri Sigit menegaskan, ada kemungkinan para tersangka dalam kasus ini bertambah. Saat ini para penyidik dari tim investigasi kepolisian sedang bekerja dan mendalami siapa saja yang terlibat. Kapolri menegaskan akan menuntaskan kasus ini secepat mungkin.
Setelah ditetapkan sebagai tersangka, pada tersangka dari unsur kepolisian akan disiapkan untuk mengikuti sidang kode etik. Di sanalah kata dia nasib mereka diputuskan, mereka akan mempertanggung jawabkan segala perbuatannya di meja sidang etik.
"Tentunya tim akan terus bekerja maksimal, seperti yang saya sampaikan bahwa kemungkinan penambahan-penambahan pelaku," kata Kapolri, terkait penetapan tersangka tragedi Stadion Kanjuruhan. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Komnas HAM: Tak Ada Pemain Arema dan Persebaya Surabaya Terluka Akibat Tragedi Kanjuruhan Malang
Pewarta | : Edy Junaedi Ds |
Editor | : Imadudin Muhammad |