TIMES PURBALINGGA, MALANG – Sebuah kafe dengan konsep unik hadir di Kota Malang. Namanya Café Gedong Ijen yang berada di Jalan Terusan Ijen No. 2B, Kecamatan Klojen.

Tempat ini menyuguhkan pengalaman ngopi di dalam bunker peninggalan kolonial Belanda yang diperkirakan dibangun pada tahun 1930-an.

Pemilik kafe, Mohamad Haris Ishaq, mengatakan proses pembukaan dan renovasi bunker tidaklah mudah. Saat pertama kali ditemukan, bunker itu tertutup oleh timbunan tanah yang menempel kuat di dinding.

“Tidak bisa hanya dikerik, tapi harus disikat juga. Sekitar lima truk tanah kami keluarkan dari dalam bunker,” kata Haris saat ditemui.

Selain menghadapi tumpukan tanah, kendala lain juga muncul dari kondisi dinding yang lembap akibat usia bangunan. Upaya pengecatan sempat dilakukan, namun tak membuahkan hasil.

“Pernah kami cat, tapi sampai empat hari tidak kering,” ungkapnya. Karena itu, sirkulasi udara di dalam ruangan dibantu dengan kipas.

Bunker yang kini menjadi ruang utama café memiliki empat ruangan yang dahulunya diperkirakan digunakan sebagai ruang istirahat dan ruang evakuasi bagi pejabat Belanda.

Ruang-ruang ini kini difungsikan sebagai tempat duduk pengunjung dengan kapasitas terbatas, yakni maksimal 20 orang sekaligus. Akses menuju ruang bawah tanah tersebut hanya melalui lorong sempit setinggi sekitar 1,6 meter.

Konsep sejarah menjadi nilai tambah yang ditawarkan café ini. Pegawai dibekali informasi tentang latar belakang bunker agar bisa berbagi cerita kepada para pengunjung. Beberapa menu yang disediakan pun turut mengusung tema khas, seperti “Nasi Bunker” yang menjadi salah satu favorit pelanggan.

Café Gedong Ijen buka setiap hari. Pada hari biasa, kafe ini beroperasi mulai pukul 10.00 hingga 23.00 WIB, sementara pada akhir pekan buka lebih awal pada pukul 07.00 dan tutup hingga tengah malam.

Dengan mengusung konsep sejarah dan suasana berbeda, Café Gedong Ijen menjadi destinasi baru yang menarik bagi warga Malang maupun wisatawan yang ingin menikmati kopi sembari menyusuri jejak masa lalu. (*)