Kopi TIMES

Pedasnya Cabai Digemari Petani Milenial

Kamis, 25 Maret 2021 - 01:21
Pedasnya Cabai Digemari Petani Milenial Khoirul Hidayat, Koordinator Program Studi Teknologi Industri Pertanian Universitas Trunojoyo Madura dan Konsultan UMKM

TIMES PURBALINGGA, BANGKALAN – Melonjaknya harga cabai saat ini sangat dirasakan oleh petani. Terutama petani milenial yang saat ini sedang menjadi petani dadakan pasca di PHK perusahaan akibat pandemi. 

Bila harga cabai terus meroket, maka generasi milenial akan istiqomah menjadi petani sebagai profesi. Bukan hanya sebagai profesi dadakan atau kepepet.

Melambungnya harga cabai juga harus diantisipasi oleh petani jika sewaktu-waktu harga turun drastis yang menyebabkan petani merugi. Perlu sentuhan petani milenial dalam mengelola komoditas cabai dengan berbagai macam olahan produk untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan harga jual. 

Pengolahan sederhana yang bisa dilakukan dengan memanfaatkan sinar matahari untuk mengeringkan cabai menjadi cabai kering yang mempunyai randemen 50-60%. Tujuan pengeringan adalah untuk mengurangi kadar air sehingga mikroorganisme dan enzim yang menyebabkan kerusakan cabai berhenti dan menjadikan cabai tahan lebih lama.

Pengolahan cabai ini dimulai dengan sortir hasil panen cabe yang baik. Kemudian memisahkan tangkainya. Lalu membersihkan dengan air sampai dengan bersih untuk menghasilkan cabai kering yang menarik. 

Penirisan perlu dilakukan untuk memisahkan air pada cabe sisa proses pembersihan. Selanjutnya, proses blanching yaitu mencelupkan cabai dalam air dengan suhu 90°C selama 5-6 menit. 

Tujuan blanching adalah untuk menghentikan enzim pembusukan cabai dan mengeluarkan udara dalam jaringan serta pergerakan air tidak terhambat sehingga dapat mempercepat proses pengeringan. 

Setelah melalui proses blancing, cabai ditiriskan dan dikeringkan dengan sinar matahari atau menggunakan oven. Proses yang terakhir yaitu pengemasan cabai kering dengan menggunaakan kemasan plastik polypropylene (PP).

Jenis plastik PP ini baik digunakan untuk mengemas makanan kering karena sifatnya yang tahan terhadap lemak, stabil pada suhu tinggi, dan memiliki permeabilitas uap air yang lebih rendah sehingga laju transmisi uap air untuk perubahan kadar cabai kering bisa ditahan.

Dengan adanya sentuhan petani milenial, diharapkan mampu mendorong swasembada pangan dan menstabilkan harga komoditi pertanian.

Namun, pemerntah daerah juga harus mendorong pendidikan entrepreneur di tingkat pendidikan menengah maupun perguruan tinggi. Dan cara pengimlementasinnya setelah siswa lulus. Karena mayoritas calon entrepreneur muda berasal dari desa dimana orang tuanya memiliki lahan pertanian. 

Dalam hal ini, perlu dicontoh, Pemerintah Provinsi Jawa Barat pada tahun 2021 telah menyediakan lahan beserta akses pasar dan permodalan untuk sekitar 5.000 petani milenial. Ini adalah bentuk respons pemerintah daerah untuk meningkatkan minat generasi milenial untuk terjun di industri pertanian.

 

*) Oleh: Khoirul Hidayat, Koordinator Program Studi Teknologi Industri Pertanian Universitas Trunojoyo Madura dan Konsultan UMKM

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

____________
**) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menanyangkan opini yang dikirim.

Pewarta :
Editor : Faizal R Arief
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Purbalingga just now

Welcome to TIMES Purbalingga

TIMES Purbalingga is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.