Kopi TIMES

Mewaspadai Gelombang COVID-19

Sabtu, 01 Mei 2021 - 11:25
Mewaspadai Gelombang COVID-19 Subhan Tomi, ASN Pemkab Aceh singkil.

TIMES PURBALINGGA, ACEH – Tanpa kita sadari bahwa telah satu tahun lebih perkembangan kasus COVID-19 di dunia menunjukkan adanya gelombang dan varian baru yang terjadi di sejumlah negara seperti di India. Berbagai upaya  terus dilakukan, mencegah agar kejadian seperti di India agar tidak terjadi di Indonesia. Tren peningkatan kasus covid-19 di India masih terus menjadi berita di negara kita, disertai kekhawatiran agar hal serupa tak terjadi di negeri ini. 

Setidaknya kita bisa merasakan pada diri sendiri bahwa dengan sadar kita telah sering mengabaikan implementasi 3M. Adanya beberapa  kegiatan besar yang melibatkan kerumunan massa yang tidak terkendalikan, bagi masyarakat yang sudah divaksin mungkin tidak patuh lagi pada protokol kesehatan karena beranggapan bahwa sudah kebal terhadap penyakit tersebut dan bermutasi nya varian terbaru COVID-19. 

Angka kematian telah mencapai angka melampaui 200.000 jiwa. Selain itu, tekanan terhadap rumah sakit di seleuruh India juga tidak menunjukkan tanda-tanda mereda akibat gelombang kedua Covid-19.

Melansir BBC, jumlah korban sebenarnya diperkirakan jauh lebih besar, seiring banyaknya korban yang tidak tercatat secara resmi.

Banyak pelajaran yang harus kita ambil dari kejadian dari India akibat buruk nya kesadaran masyarakat terhadap penyebaran corona virus, begitu kasus COVID-19 meningkat maka diikuti oleh meningkatnya fatalitas atau angka kematian. Sudah selayaknya kita sebagai masyarakat Indonesia selalu mengedepankan Prokes di segala aktifitas sehari-hari dan mengikuti vaksinasi COVID-19 dari pemerintah. 

Pandemi COVID-19 masih belum berakhir, karena masih tinggi nya angka yang terinfeksi virus tersebut. Kita tidak menginginkan kejadian serupa di India terjadi di Indonesia karena dampak  yang ditimbulkan salah satu dari itu adalah dampak ekonomi. 

Pemerintah  melarang berkerumun dan pemanfaatan libur Idul Fitri atau mudik karena mengantisipasi terjadinya gelombang COVID-19, untuk itu sebagai masyarakat yang taat sudah menjadi keharusan untuk mengikuti aturan tersebut. 

Apalagi akhir-akhir ini kita bisa saksikan bahwa mulai turunnya kesadaran masyarakat menerapkan Prokes terhadap COVID-19, karena mungkin berpendapat bahwa corona virus tidak lagi membahayakan kesehatan individu, hal tersebut merupakan persepsi yang keliru. 

Update Terakhir: 29-04-2021 Indonesia Positif 1.662.868, Sembuh 1.517.432, Meninggal 45.334, menunjukkan bahwa angka kejadian meningkat membuat kita selalu tetap waspada dan siaga. 

Sehat menurut WHO adalah suatu keadaan kondisi fisik, mental, dan kesejahteraan sosial yang merupakan satu kesatuan dan bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan. Jadi sehat itu bukan hanya sekadar kondisi kita dalam keadaan segar bugar. Tapi fikiran,sosial,ekonomi,serta religi kita juga harus sehat.

Jika kita abai terhadap penegakkan Prokes mustahil kita berada di kategori sehat, yang berakibat fatal terhadap kehidupan yang kita jalani salah satu hal bisa kita lakukan selain menjaga Prokes, menerapkan PHBS adalah dengan tidak mudik kekampung halaman pada momen Idul Fitri tahun ini. 

Banyak cara bersilaturahmi yang bisa dilakukan dalam Idul Fitri seperti berkomunikasi melalui video call dengan menggunakan kecanggihan teknologi bisa menjadi alternatif untuk mencegah penyebaran COVID-19. 

Setidaknya kita bisa menjadi relawan COVID-19 dengan mencontohkan dan mengikuti aturan pemerintah dengan demikian kita telah berpartisipasi aktif untuk menekan angka kejadian COVID-19 yang pada hakekatnya setiap kita berpotensi tinggi tertular jika abai terhadap Prokes. 

Ingat, bahwasanya sifat dari virus Corona adalah mampu berkembang biak dengan cara membelah diri dan sering bermutasi. Tentunya sangat rentan apabila orang yang tidak patuh untuk tinggal di rumah terpapar berulang-ulang oleh pembawa virus.

Oleh karena itu perlu kita sepakati bahwa momen libur Idul Fitri kali ini kita rayakan cukup tinggal di rumah agar kemudian paparan virus ini semakin berkurang dan tidak berkembang biak dengan ganas. 

Mari kita bersama memberikan edukasi dan pengetahuan ke masyarakat mengenai Covid – 19 secara benar di dukungan dengan ketersediaan informasi yang tersampaikan adalah salah satu bentuk upaya untuk  menggeser stigma negatif terhadap coronavirus. Melalui bentuk pemahaman yang baik kepada masyarakat akan mampu menghapuskan paradigma yang ada, bahwa masyarakat harus patuh kepada imbauan pemerintah. 

Keberhasilan penanggulangan Covid-19 adalah berbasis kepada kekuatan masyarakat untuk disiplin agar tetap di rumah, menjaga jarak, memakai masker saat ke luar rumah, dan tidak melaksanakan perjalanan ke manapun seperti mudik atau pulang kampung. 

***

*)Oleh: Subhan Tomi, ASN Pemkab Aceh singkil.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

***

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

Pewarta :
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Purbalingga just now

Welcome to TIMES Purbalingga

TIMES Purbalingga is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.