https://purbalingga.times.co.id/
Berita

Empat Seniman Lelang Payung Geulis Raksasa Demi Lestarikan Bambu dan Lingkungan Tasikmalaya

Minggu, 07 September 2025 - 22:33
Empat Seniman Lelang Payung Geulis Raksasa Demi Lestarikan Bambu dan Lingkungan Tasikmalaya Hala SM saat melukis payung geulis raksasa bermotif dekoratif pada event Pasar Wisata Nusantara 2025 di Kawasan Mall Asia Plaza, Minggu (7/9/2025) malam (FOTO: Harniwan Obech/TIMES Indonesia)

TIMES PURBALINGGA, TASIKMALAYA – Empat seniman lukis asal Kota Tasikmalaya menghadirkan gebrakan unik di ajang Pasar Wisata Nusantara 2025. Mereka melelang karya seni berupa lukisan di atas payung geulis raksasa berdiameter dua meter dan satu lukisan kanvas berukuran 110 x 80 cm.

Acara ini berlangsung pada Minggu (7/9/2025) malam di area Mall Asia Plaza, Kota Tasikmalaya. Keempat seniman tulen tersebut adalah Eri Aksa, H. Luki Lukita, Hala SM, dan Oyok Jafar.L.

Melalui karya-karya dekoratif dan ekspresif yang mereka hadirkan, terkandung pesan kegelisahan sekaligus ajakan menjaga lingkungan hidup, khususnya melestarikan pohon bambu dan payung geulis yang menjadi ikon budaya Tasikmalaya.

Eri Aksa saat ditemui TIMES Indonesia mengatakan bahwa ide lelang ini berangkat dari kegelisahan atas kondisi lingkungan yang kian tergerus, dimana Tasikmalaya yang dikenal dengan julukan Kita Seribu Bukit  dengan keindahan alam dan kekayaan budayanya kini menghadapi krisis konservasi.

"Lelang ini bentuk spontanitas kepedulian kami. Hasilnya akan digunakan untuk membeli bibit bambu. Saat ini di Kota Tasikmalaya hanya ada kebun atau hutan bambu di Kecamatan Tamansari, tepatnya di hutan Urug. Dari sepuluh kecamatan, hanya satu wilayah yang masih menyimpan hutan bambu, itupun terbatas," ungkap Eri disela aktivitas melukis payung raksasa.

Dipilihnya hutan Urug menurit Eri bukan tanpa alasan. Kawasan tersebut masih menjadi paru-paru Kota Tasikmalaya, sehingga rencana penanaman bambu di sana diharapkan dapat memperkuat konservasi alam sekaligus menjaga kualitas oksigen bagi masyarakat.

Payung Geulis: Ikon Budaya yang Mulai Tergerus

Simbol yang digunakan para seniman bukan sekadar medium berkarya. Payung geulis, kerajinan khas Tasikmalaya, kini semakin jarang diproduksi seiring perubahan zaman. Padahal, ikon ini bukan hanya bagian dari identitas seni lokal, tetapi juga tersemat dalam logo resmi Kota Tasikmalaya.

"Melalui lelang karya seni di atas payung geulis raksasa, kami ingin mengingatkan kepada masyarakat dan oemerintah  bahwa menjaga warisan budaya juga sama pentingnya dengan menjaga lingkungan."tuturnya.

Wisata-Nusantara.jpg

Seorang pengunjung Pasar Wisata Nusantara saat berfoto di depan tiga oayung raksasa di Kawasan Mall Asia Plaza, Minggu (7/9/2025) malam (FOTO: Harniwan Obech/TIMES Indonesia)

Selain penanaman bambu, para seniman juga berencana untuk menanam pohon enau atau aren (Arenga pinnata Merr.) di bantaran Sungai Ciwulan di wilayah Kecamatan Kawalubyangvtaknjauh dari Hutan Urug. 

Inisiatif ini ditujukan untuk membantu meningkatkan kualitas air sungai yang kini mulai tercemar mikroplastik. Pohon enau dipercaya dapat memberikan manfaat ekologis sekaligus sosial-ekonomi bagi warga sekitar.

Salah satu inisiator Pasar Wisata Nusantara 2025, Ervan Kurniawan, mengapresiasi langkah empat seniman tersebut. Menurutnya, kehadiran mereka bukan hanya sebagai penghibur pengunjung, tetapi juga sebagai penggerak perubahan sosial dan lingkungan.

"Saya sangat apresiasi. Para seniman ini hadir di Pasar Wisata Nusantara tanpa dibayar, bahkan rela melelang karyanya demi kelestarian alam Kota Tasikmalaya. Ini luar biasa, bukti nyata cinta mereka terhadap seni, budaya, dan lingkungan," tegas Ervan.

Acara Pasar Wisata Nusantara 2025 sendiri merupakan pameran pariwisata dan ekonomi kreatif yang digelar sejak Jumat (5/9/2025) hingga Minggu (7/9/2025). 

Kegiatan ini disuport oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) sebagai wadah bagi UMKM, pelaku seni, dan komunitas pariwisata untuk menunjukkan kreativitasnya.

Eri-Aksa-seniman-lukis-oayung-geulis.jpg

Eri Aksa seniman lukis oayung geulis saat memberikan keterangan kepada TIMES Indonesia di Kawasan Mall Asia Plaza, Minggu (7/9/2025) malam (FOTO: Harniwan Obech/TIMES Indonesia)

Lelang lukisan payung geulis raksasa ini mendapat apresiasi dari pengunjung Pasar Wisata Nusantara, Ratna Widaningsih warga Sukadana Kabupaten Ciamis menilai lelang lukisan oleh para seniman akan menjadi contoh nyata bagaimana seni bisa menjadi medium advokasi lingkungan. 

"Ya disini, menurut saya  para seniman berupaya menggugah kesadaran kolektif bahwa menjaga keberadaan bambu, hutan, serta sungai adalah tanggung jawab bersama."jelasnya

Ratna menilai di tengah isu krisis iklim global dan semakin berkurangnya ruang hijau perkotaan, inisiatif lokal seperti ini menjadi penting. Tasikmalaya yang masih memiliki basis tradisi kuat diharapkan bisa menjadi contoh sinergi antara budaya, seni, dan lingkungan hidup.

"Ini luar biasa walaupun saya orang Ciamis saya apresiasi terhadap penyelenggara ini, Kota Tasikmalaya yang dikenal sebagai Kota Santri sekaligus Kota Kerajinan, menempatkan acara ini sebagai momentum penting untuk memperkuat branding kota dalam sektor pariwisata dan seni budaya."pungkasnya. (*)

Pewarta : Harniwan Obech
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Purbalingga just now

Welcome to TIMES Purbalingga

TIMES Purbalingga is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.