TIMES PURBALINGGA, JAKARTA – Kalimat pertama yang diucapkan Paus Leo XIV di hadapan umat Katolik adalah 'Damai sejahtera bagi kalian' dan ia menyampaikan pesan perdamaian dan dialog 'tanpa rasa takut.'
Paus Leo XIV mengenang bahwa ia adalah seorang pendeta Agustinian, tetapi yang terutama ia adalah seorang Kristen dan seorang uskup. "Jadi kita semua bisa berjalan bersama," katanya.
Ia berbicara dalam bahasa Italia dan kemudian beralih ke bahasa Spanyol, mengenang tahun-tahun yang dihabiskannya sebagai misionaris dan kemudian uskup agung Chiclayo, Peru.
Paus Leo XIV yang bernama asli Robert Francis dan kemudian menjadi Kardinal Prevost itu telah ditunjuk sebagai Paus baru dan akan menjadi penerus mendiang Paus Fransiskus setelah dua hari pemungutan suara di dalam Kapel Sistina.
Pengangkatan Paus Leo terungkap tepat setelah pukul 5 sore waktu Inggris pada hari Kamis ketika asap putih terlihat mengepul dari Kapel Sistina, mengonfirmasi berita tersebut kepada dunia.
Para pemimpin dunia telah menyampaikan ucapan selamat kepada Paus berusia 69 tahun itu, termasuk Presiden AS Donald Trump, yang mengatakan bahwa ia akan "menantikan pertemuan" dengan Paus Leo dalam sebuah posting di platform Truth Social miliknya.
Serukan Perdamaian
Paus Leo XIV kemudian menyapa umat beriman dan dunia dengan menyerukan perdamaian dan berjanji untuk bekerja demi Gereja yang bersatu, setia kepada Yesus dan Injil.
Paus Leo XIV juga menyapa kota Roma dan dunia dengan kata-kata berikut pada penampilan pertamanya sebagai Penerus Petrus dari Loggia Pusat Basilika Santo Petrus:
"Salam untuk Roma dan dunia
Semoga damai menyertai Anda. Saudara-saudari terkasih, ini adalah salam pertama dari Kristus yang bangkit, sang gembala yang baik yang menyerahkan nyawa-Nya bagi kawanan domba Allah. Saya ingin agar salam damai ini masuk ke dalam hati Anda, menjangkau keluarga-keluarga Anda dan semua orang dimana pun mereka berada dan semua bangsa, dan seluruh bumi: Semoga damai menyertai Anda.
Inilah kedamaian Kristus yang bangkit, kedamaian yang melucuti senjata, merendahkan hati, dan memelihara. Itu datang dari Tuhan. Tuhan, yang mengasihi kita semua, tanpa batasan atau syarat apa pun.
Marilah kita dengarkan suara Paus Fransiskus yang lemah namun selalu berani yang memberkati Roma. Paus yang memberkati Roma dan dunia pada pagi Paskah.
Izinkan saya meneruskan berkat yang sama. Tuhan mengasihi kita, kita semua, kejahatan tidak akan menang. Kita semua berada di tangan Tuhan. Tanpa rasa takut, bersatu, bergandengan tangan dengan Tuhan dan di antara kita sendiri, kita akan maju terus.
Kita adalah murid Kristus, Kristus berjalan di depan kita, dan dunia membutuhkan terang-Nya. Umat manusia membutuhkan-Nya sebagai jembatan untuk mencapai Tuhan dan kasih-Nya. Engkau membantu kami membangun jembatan melalui dialog dan perjumpaan sehingga kita semua dapat menjadi satu umat yang selalu dalam damai.
Terima kasih Paus Fransiskus!
Terima kasih kepada saudara-saudaraku Kardinal yang telah memilih saya untuk menjadi Penerus Petrus dan untuk berjalan bersama kalian sebagai Gereja yang bersatu, yang bersama-sama mencari perdamaian dan keadilan, bekerja bersama sebagai wanita dan pria, setia kepada Yesus Kristus tanpa rasa takut, mewartakan Kristus, menjadi misionaris, setia kepada Injil.
Saya adalah putra Santo Agustinus, seorang Agustinian. Beliau berkata, "Bersamamu aku adalah seorang Kristen, dan bagimu aku adalah seorang uskup." Semoga kita semua berjalan bersama menuju tanah air yang telah dipersiapkan Tuhan bagi kita.
Kepada Gereja Roma, salam khususnya adalah sbb:
Kita harus bersama-sama melihat bagaimana menjadi Gereja yang misionaris, membangun jembatan, dialog, selalu terbuka untuk menerima dengan tangan terbuka bagi semua orang, seperti lapangan ini, terbuka bagi semua, bagi semua yang membutuhkan kasih amal kita, kehadiran kita, dialog, kasih.
Paus Leo XIV yang bernama asli Robert Francis dan saat menjadi Kardinal bernama Kardinal Prevost yang akrab dipanggil Pastor Bob ini adalah Paus ke-267, menjadi pemimpin agama umat Katolik di seluruh dunia dan paus Amerika pertama dalam sejarah. Ia Uskup dari Peru, Amerika Latin. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Pesan Pertama Setelah Terpilih, Paus Leo XIV Serukan Perdamaian
Pewarta | : Widodo Irianto |
Editor | : Ronny Wicaksono |